cartoon

Toad Jumping Up and Down

Jumat, 21 Oktober 2016

TENTANG PAHLAWAN PAPUA " SILAS PAPARE"

TENTANG PAHLAWAN PAPUA " SILAS PAPARE"



SILAS PAPARE
Silas Papare (lahir di Serui, Papua, 18 Desember 1918 – meninggal di Serui, Papua, 7 Maret 1973 pada umur 54 tahun) adalah seorang pejuang penyatuan Irian Jaya (Papua) ke dalam wilayah Indonesia. Ia adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Namanya diabadikan menjadi salah satu Kapal Perang Korvet kelas Parchim TNI AL KRI Silas Papare dengan nomor lambung 386. Selain itu, dididirkan Monumen Silas Papare di dekat pantai dan pelabuhan laut Serui. Sementara di Jayapura, namanya diabadikan sebagai nama Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (STISIPOL) Silas Papare, yang berada di Jalan Diponegoro. Sedangkan di kota Nabire, nama Silas Papare dikenang dalam wujud nama jalan.
Riwayat Singkat
Ia menyelesaikan pendidikan di Sekolah Juru Rawat pada tahun 1935 dan bekerja sebagai pegawai pemerintah Belanda. Ia sangat gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan Papua sehingga ia sering berurusan dengan aparat keamanan Belanda dalam memerangi kolonialisme Belanda dan pada akhirnya ia dipenjarakan di Jayapura karena memengaruhi Batalyon Papua untuk memberontak.
Semasa menjalani masa tahanan di Serui, Silas berkenalan dengan Dr. Sam Ratulangi, Gubernur Sulawesi yang diasingkan oleh Belanda ke tempat tersebut. Perkenalannya tersebut semakin menambah keyakinan ia bahwa Papua harus bebas dan bergabung dengan Republik Indonesia. Akhirnya, ia mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII). Akibatnya, ia kembali ditangkap oleh Belanda dan dipenjarakan di Biak. Namun, dengan transportasi kapal laut, Silas Papare dan isterinya, Regina Aibui serta keluarganya memilih melarikan diri menuju Yogyakarta ke Yogyakarta.
Pada bulan Oktober 1949 di Yogyakarta, ia mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta dalam rangka membantu pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah RI. Silas Papare yang ketika itu aktif dalam Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB) juga diminta oleh Soekarno menjadi salah seorang delegasi Indonesia dalam New York Agreement yang ditandatangani pada 15 Agustus 1962, yang mengakhiri konfrontasi Indonesia dengan Belanda perihal Irian Barat. Setelah penyatuan Irian Barat, ia kemudian diangkat menjadi anggota MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara).
Silas Papare Ia menyelesaikan pendidikan di Sekolah Juru Rawat pada tahun l935 dan bekerja sebagai pegawai pemerintah Belanda. Kegigihannya dalam berjuang untuk kemerdekaan Papua membuatnya sering berurusan dengan aparat keamanan Belanda. Ia berusaha memengaruhi Batalyon Papua untuk memberontak pada Belanda sehingga ia dipenjara di Jayapura.
Saat menjalani masa tahanan di Jayapura, Silas Papare berkenalan dengan Dr. Sam Ratulangi. Perkenalannya dengan Sam Ratulangi membuat Silas Papare semakin yakin bahwa Papua adalah bagian tak terpisahkan dari Republik Indonesia. Hal tersebut membuat beliau akhirnya mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII). Akibatnya, Silas kembali ditangkap oleh Belanda dan dipenjarakan di Biak. Namun, Silas berhasil melarikan diri menuju Yogyakarta.
Di Yogyakarta, Silas Papare membentuk Badan Perjuangan Irian yang berusaha keras untuk memasukkan wilayah Irian Jaya ke dalam negara Indonesia. Silas Papare kemudian ditunjuk menjadi salah seorang delegasi Indonesia dalam Perjanjian New York pada tanggal 15 Agustus 1962 yang mengakhiri perseteruan antara Indonesia dan Belanda perihal Irian Barat. Perjanjian itu ditindaklanjuti dengan Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) pada tahun 1969 di mana rakyat Irian Barat memilih bergabung dengan NKRI. Silas Papare wafat dan dimakamkan di Serui pada tanggal 7 Maret 1978.
  • Tempat/Tgl. Lahir : Papua, 18 Desember 1918
  • Tempat/Tgl. Wafat : Papua, 7 Maret 1978
  • SK Presiden : Keppres No. 077/TK/1993, Tgl. 14 September 1993
  • Gelar : Pahlawan Nasional
Salah satu kapal perang milik TNI AL mendapat kehormatan menggunakan nama KRI Silas Papare yaitu sebuah korvet kelas Parchim.
Silas Papare adalah seorang yang berjuang penyatuan Irian Jaya (Papua) ke dalam wilayah Indonesia. Silas Papare lahir di Serui, Papua, 18 Desember 1918. Ia menyelesaikan pendidikan di Sekolah Juru Rawat pada tahun 1935 dan bekerja sebagai pegawai pemerintah Belanda. Kegigihannya dalam berjuang untuk kemerdekaan Papua membuatnya sering berurusan dengan aparat keamanan Belanda. Usahanya untuk mempengaruhi Batalyon Papua untuk memberontak pada akhirnya membuat ia harus masuk penjara di Jayapura.
Saat menjalani masa tahanan di Jayapura, Silas berkenalan dengan Dr. Sam Ratulangi, Gubernur sulawesi yang diasingkan oleh Belanda di tempat tersebut. Perkenalannya dengan Sam Ratulangi membuat semakin yakin bahwa Papua harus bebas dan bergabung dengan Republik Indonesia. Hal tersebut membuat ia akhirnya mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII). Akibatnya Silas kembali ditangkap oleh Belanda dan dipenjarakan di Biak. Namun kemudian ia berhasil melarikan diri menuju Yogyakarta.
Pada bulan Oktober 1949, ia mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta dalam rangka membantu pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah RI. Silas meninggal di Serui, Papua, 7 Maret 1978.
Guna mengenang jasa besarnya, nama Silas Papare di abadikan sebagai salah satu kapal selam perang, yakni KRI Silas Papare. KRI Silas Papare adalah sebuah Korvet kelas Parchim yang dibuat untuk Volksmarine / AL Jerman Timur pada akhir 70-an. Penamaan menurut Pakta Warsawa adalah Project 133. Kapal ini didesain untuk perang anti kapal selam di perairan dangkal/pantai. Oleh TNI AL kapal ini dimodifikasi dengan menambahkan kapasitas BBM untuk patroli lebih lama di laut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar